Kamis, 07 Agustus 2014

Golkar Pecah

Filled under:



https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ_NfHQw-j4FYovj-Ai3EQcSxFazWHkyGqdTKY2vnxrje2pmOhPmA
 

Golkar Pecah
JAKARTA, OI – Memanasnya suhu politik menjelang Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang, berimbas kepada perpecahan di Partai Golkar. Keputusan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ditentang sejumlah kader

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan memilih bersebrangan dengan keputusan Golkar yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta.

Menurut Luhut, sosok Joko Widodo (Jokowi) jauh lebih baik dari Prabowo. Lagi pula, hampir setengah kader Golkar, berdasarkan hasil survei, memilih Jokowi sebagai presiden. Angka ini diyakini Luhut akan bertambah lantaran Jokowi memilih Jusuf Kalla yang notabene kader Golkar, sebagai cawapres.

“Kalau saya lihat di hasil pemilu terakhir, hampir 42 persen orang Golkar memilih Jokowi. Mungkin kalau JK masuk, nanti lebih besar ya,” kata Luhut di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Luhut mengatakan, dia telah meminta izin kepada Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) atas pilihannya ini. Dia pun menegaskan masih sebagai kader Golkar. “Saya tetap di Golkar, tidak ada yang mengeluarkan saya, kecuali saya,” tegasnya.

Soal hubungannya dengan Ical, Luhut mengatakan tetap bersahabat meski berbeda pandangan politik.

Luhut lalu menuturkan apa yang dia ketahui soal Prabowo. Sesama tokoh militer, Luhut tahu betul latar belakang Prabowo. Dia juga mengaku telah mendapatkan dukungan dari jenderal purnawirawan senior terkait keputusannya ini.

Luhut sepakat, pemimpin Indonesia harus tegas. “Tegas itu tidak mesti mata melotot dan lempar-lempar handphone,” ujar Luhut.

Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto pernah bekerja dalam kesatuan yang sama. Prabowo pernah menjadi wakil Luhut di Detasemen 81 Antiteror pada tahun 1983. Ketika itu Luhut berpangkat Mayor sementara Prabowo masih berpangkat kapten.

Luhut mengaku telah menyiapkan strategi pemenangan pasangan Jokowi-JK. Satu di antaranya melakukan operasi kegiatan pada media sosial.

“Kami akan bekerja, kami akan melakukan operasi kegiatan kegiatan dalam hal sosial media. Kemudian di bawah melakukan gerakan dengan GP Anshor dan relawan relawan yang kita konsolidasikan sehingga kegiatan efektif,” sebut Luhut.

Luhut mengatakan bahwa pihaknya juga memiliki strategi untuk mengantisipasi apabila terjadi kecurangan pada pilpres mendatang.

“Kami bersama Pak Fachrul membantu dengan networking yang kami miliki, networking kami jalan. Pertahanan yang baik adalah menyerang. Menyerang itu bentuknya ya antisipasi, banyak strategi, master saya kan bidang strategi juga,” urai Luhut.

Luhut mengatakan dirinya secara sukarela mendukug Jokowi tanpa meminta apapun, termasuk jabatan strategis.

Terpisah, anggota Dewan Pertimbangan Golkar Fahmi Idris mengaku kecewa dengan keputusan Ical mendukung pencapresan Prabowo-Hatta. Seharusnya, kata Fahmi, Golkar mendukung Jokowi-JK. Sebab, JK adalah kader Golkar.

Anggota Komisi IX dari Fraksi Golkar Poempida Hidayatulloh melontarkan hal senada. Poempida yang pernah menjabat Wakil Bendahara Golkar di era kepemimpinan JK, saat ini menjadi juru bicara matan Wapres RI.

Diketahui, Ical dijanjikan posisi menteri senior oleh Prabowo. Sementara dalam konstitusi Indonesia, seperti dikatakan pengamat politik LIPI Siti Juhro, tidak ada jabatan menteri senior, yang ada pejabat senior.

Prabowo menjanjikan posisi kunci di pemerintahan untuk Ical yang keberadaannya sedang dikaji dengan tim ahli hukumnya Prabowo.

"Soal posisi terhormat itu saya ingin dan saya minta Pak Aburizal Bakrie ikut dalam pemerintahan di dalam satu kabinet dengan jabatan kunci untuk membantu presiden dan wakil presiden di bidang pengendalian ekonomi dan kesejahteraan rakyat," kata Prabowo, Senin (19/5/2014).

Menurut Prabowo, Ical punya kapasitas di bidang itu. Karena punya pengalaman panjang di bidang perekonomian. Ical pernah menjadi Menko Kesra, Menko Perekonomian, pernah memimpin Kadin 10 tahun selama dua periode. Prabowo memberikan bocoran, posisi penting tersebut kemungkinan diberi nama menteri utama.

"Saya ingin ada menteri senior, menteri utama yang akan bertindak secara profesional mempercepat pembangunan. Alhamdulillah Pak Aburizal Bakrie bersedia. Jadi dengan menteri utama saya merasa sangat terbantu dan saya menjadi sangat optimis," kata Prabowo. (fry)

0 komentar:

Posting Komentar

Followers